Capt Indah Yuliani Kena Corona, Federasi Minta Maskapai Perhatikan Pilotnya

0
2
Foto: Kapten Indah Yuliani (dok. istimewa)
Dijual Rumah

Jakarta, buktipers.com – Presiden Federasi Pilot Indonesia Ali Nahdi meminta maskapai penerbangan memberi perhatian lebih pada kondisi kesehatan pilotnya. Ali juga mengimbau para pilot menjaga stamina dan patuh dengan protokol kesehatan.

“Kami imbau kepada rekan-rekan penerbang semua untuk tetap menjaga stamina, kesehatan, dan mematuhi protokol yang ditetapkan. Dan bagi operator, untuk lebih memberi perhatian kepada para penerbangnya dalam kondisi COVID sekarang ini,” kata Ali dalam pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (12/9/2020).

Hal tersebut disampaikan Ali saat menanggapi kabar meninggalnya Capt Indah Yuliani akibat terpapar virus Corona (COVID-19). Ali berharap tak ada lagi pilot yang terpapar Corona.

“Kami berharap tidak akan ada lagi korban-korban penerbang yang terinfeksi COVID,” ucap Ali.

Ali mengaku pihaknya turut merasakan duka mendalam atas meninggalnya Capt Indah Yuliani atau yang akrab dipanggil Cipluk. Ali menuturkan banyak jasa Capt Indah Yuliani dalam dunia penerbangan Tanah Air.

“Kami dari Federasi Pilot Indonesia, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya rekan senior kami, yang termasuk salah satu pilot wanita pertama di Indonesia, Capt Indah Juliani (Cipluk). Almarhumah merupakan seorang yang telah banyak berjasa dalam dunia penerbangan, termasuk menjadi role model bagi para wanita yang berkecimpung di dunia penerbangan,” ungkap Ali.

“Sekali lagi kami ucapkan selamat jalan, sahabat. Semoga Allah menempatkanmu di tempat yang mulia di sisi-Nya,” imbuh Ali.

Capt Indah Yuliani merupakan pilot senior yang lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 23 Juli 1959. Capt Yuliani mengikuti pendidikan di Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug, Tangerang, Banten, pada 1978 sebagai siswa penerbang angkatan 28.

Dihubungi terpisah, Ketua Dewan Etik Ikatan Pilot Indonesia (IPI) Capt Noor Wahjudie mengatakan Capt Indah Yuliani menyelesaikan pendidikan sebagai pilot di PPI pada Agustus 1979. Saat itu Capt Indah merupakan satu-satunya perempuan yang mampu menyelesaikan studi sebagai pilot di PPI.

“Selepas dari Curug, bergabung dengan Bouraq sebagai First Officer Hawker Sidely HS-748. Dan menjadi captain pada tipe pesawat yang sama. Kemudian pindah ke Airfast hingga wafatnya,” jelas Noor Wahjudie.

Noor Wahjudie menerangkan jam terbang Capt Indah Yuliani mencapai 22.774 jam selama lebih dari 40 tahun menekuni profesi pilot.

Diberitakan sebelumnya, Capt Indah Yuliani meninggal dunia pada Jumat (11/9) setelah dinyatakan terpapar virus Corona. Kapten pilot wanita pertama untuk penerbangan sipil ini dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur (Jaktim).

 

Sumber : detik.com