

Bandarlampung, buktipers.com – Cerita rakyat Lampung, buaya perompak adalah cerita yang mengisahkan kejadian di sungai Tulang Bawang.
Sungai Tulang Bawang menjadi salah satu dari empat sungai terlebar dan terpanjang di provinsi lampung. Dengan luas sekitar 1.285 Km², sungai ini mengaliri wilayah kabupaten Tulang Bawang dan melintasi kecamatan Menggala.
Sungai yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air irigasi dan sarana transportasi ini ternyata memiliki cerita rakyat yang jarang diketahui orang, yaitu legenda buaya perompak.
Diceritakan pada zaman dahulu di sungai Tulang Bawang bersemayam seekor buaya raksasa yang konon menjadi penyebab hilangnya orang-orang yang berlayar di sungai Tulang Bawang.
Penduduk setempat pun selalu memberikan nasihat bagi mereka yang ingin menyeberang untuk selalu hati-hati, pasalnya kejadian buruk kerap menimpa orang.
Suatu hari, seorang gadis cantik yang hilang secara. Dia hilang secara tiba-tiba di sungai Tulang Bawang. Gadis itu bernama Aminah. Seluruh penduduk desa mencari di sekitar sungai dan pelosok desa untuk menemukan gadis ini namun tidak menemukan hasil.
Singkat cerita, Aminah kemudian terbangun di sebuah gua. Kebingungan berada dibenaknya, dia memutuskan untuk melihat sekitar gua tersebut.
Saat sampai di sudut goa ia dikejutkan oleh pantulan kilauan benda yang bersinar. Setelah mendekat, dia dibuat terkejut karena yang ia temukan adalah emas, intan dan permata yang sangat banyak. Tidak hanya itu ia juga menemukan pakaian-pakaian mewah di tumpukan harta tersebut.
Yang membuatnya terkejut lagi adalah ternyata saat ia sedang memperhatikan harta itu ia sedang diawasi oleh seekor buaya besar yang ternyata sudah lama memperhatikannya.
“Jangan takut, aku tidak akan memangsamu,” kata buaya itu.
“Aku dulunya adalah seorang manusia,” lanjutnya,.
Buaya itu menyebut jika dirinya dulu seorang perompak yang suka merampas harta saudagar kaya yang melewati sungai Tulang Bawang.
Geram dengan perbuatanya, dewa mengutuknya menjadi buaya besar. Sebelum hal itu terjadi, dia membangun goa itu untuk menyembunyikan hartanya.
Menyadari bahwa buaya itu menyebutkan rahasianya. Aminah berencana untuk kabur dari tempat tersebut lewat jalan yang telah diceritakan sebelumnya. Tapi dia menunggu waktu yang tepat. Biaya itu kerap memberikan harta ke Aminah.
Ini dilakukan agar Aminah mau tinggal bersamanya di dalam gua tersebut. Namun seiring berjalannya waktu dia merasa bahwa dirinya tidaklah bahagia memiliki harta sebanyak itu.
Akhirnya setelah mempersiapkan rencana yang matang, saat sang buaya tertidur lengah Aminah kabur menuju jalan yang ditunjukan sebelumnya oleh buaya. Dia terus berlari sekencang – kencangnya meninggalkan gua.
Setelah melewati terowongan yang panjang akhirnya, dia melihat cahaya matahari. Saat berada di ujung, betapa bahagianya Aminah karena bertemu dengan salah satu penduduk desa yang sedang mencari rotan.
Orang tersebut akhirnya membawa aminah kembali ke desanya. Itulah cerita rakyat lampung, buaya perompak. Kisah ini menceritakan seorang perompak yang serakah karena perbuatan jahatnya akhirnya dia dikutuk menjadi seekor buaya.
Pelajaran yang bisa kita petik adalah perbuatan jahat akan mendatangkan balasan yang jahat juga. Dan harta tidak akan selamanya mendatangkan kebahagiaan. Kebahagiaan justru datang dari keserhanaan seperti berkumpul dengan keluarga.
Sumber : iNews.id