Habib Rizieq Shihab Ancam Luhut, Instruksi Jokowi pada Panglima TNI Kapolri dan Kepala BIN

0
477
Upacara pemberangkatan Brimob Polda Kaltim ke Jakarta (facebook/Humas Korbrimob Polri)
Dijual Rumah

Buktipers.com – Medan

Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab memberikan peringatan pada Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Hal ini disampaikan Habib Rizieq Shihab melalui tayangan video di channel YouTube FRONT TV, Sabtu (21/4/2019).

Menurut Rizieq ada kecurangan pada pemilu tahun 2014 yang kembali terjadi di tahun 2019.

Pendakwah itu lalu mengatakan ada dua nama yang disebut menjadi otak kecurangan pada pemilu di tahun 2014 silam.

Yakni Luhut Binsar dan Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropiyono.

“Saya ingin ingatkan betul dengan Pak Luhut Binsar Pandjaitan, Pak Hendropriyono bahkan aktor-aktor intelektual yang ada di balik kemenangan Jokowi di tahun 2014 yang terlibat langsung di dalam kecurangan 2014,” ujar Habib Rizieq.

Ia lalu memberikan peringatan bahwa pemilu saat itu berbeda dengan pemilu tahun 2019 ini.

Rizieq lalu memberikan ancaman jika kecurangan itu kembali terjadi.

“Anda lupa tahun 2019 ini berbeda dengan tahun 2014, kalau tahun 2019 ini Anda ingin mengulangi kecurangan yang sama, hari ini Anda menghadapi semangat rakyat untuk berdaulat untuk menghadapi kecurangan.”

“Sulit menghadapi rezim dzalim, rezim curang, ingin menghadapi kedaulatan rakyat, maka Anda akan tenggelam.”

Sebelumnya, Habib Rizieq juga mengungkapkan kekecewaannya pada capres 02 Prabowo pada pemilu 2014 lalu.

Mulanya, Habib Rizieq mengatakan pengalamannya yang telah bersama dengan Prabowo sejak pilpres di tahun 2014 silam.

Di mana saat itu, Prabowo mencalonkan diri menjadi capres bersama dengan Hatta Radjasa.

Habib Rizieq mengatakan pada pemilu 2014 sudah banyak kecurangan yang diketahui oleh pihak Prabowo.

Ia lalu bercerita pengalamannya sehari sebelum pengumuman di Pilpres 2014 silam.

“Saya punya pengalaman di malam sebelum pengumuman hasil pemilu tahun 2014 saya diundang oleh pengusaha di Jakarta untuk melakukan pertemuan dengan calon presiden saat itu yaitu saudara saya, Bapak Prabowo Suabianto,” ujar Habib Rizieq.

“Dalam pertemuan itu saya mendapatkan saya melihat betapa Pak Prabowo dalam kondisi yang sangat kecewa, dengan kekecewaan yang sangat mendalam, penuh tekanan tapi Beliau mencoba menahannya dengan penuh kesabaran.”

Kekecewaan Prabowo saat itu adalah dirinya yang dipastikan tidak lolos menjadi presiden karena adanya sejumlah kecurangan.

Kecurangan itu disebutkan Habib Rizieq hampir sama seperti Pilpres yang terjadi pada tahun 2019 ini.

“Nah saya ingat betul saat itu Pak Prabowo mengabarkan pada saya, bahwa Beliau sudah mendapatkan berita ada pengumuman Jokowi itu menang di dalam pemilu 2019.”

“Yang membuat Beliau tertekan adalah Beliau sudah mendapatkan laporan seperti yang terjadi pada Pemilu 2019 ini bahwa sebetulnya Beliau menang tapi terjadi aneka ragam kecurangan.”

Habib Rizieq saat itu lalu menyarankan Prabowo untuk melakukan people power.

Namun, saran dari Habib Rizieq itu ditolak oleh Prabowo.

“Kemudian saat itu Beliau meminta pendapat saya. Saya mengusulkan kalau memang kita punya bukti yang kuat adanya kecurangan-kecurangan ya kita lawan dengan people power,” ujar Habib Rizieq.

Atas penolakan itu, Habib Rizieq mengaku kecewa dengan Prabowo.

“Tapi pada malam itu Pak Prabowo agak berat melakukan people power ya terus terang sebetulnya saya kecewa.”

“Saya ini tipe manusia yang tidak boleh lihat kezaliman, kecurangan itu langsung meledak melakukan keinginan perlawanan.”

“Karena bagi saya yang penting kita berjuang melakukan perlawanan, menang kalah itu urusan Allah. Jadi sebetulnya malam itu saya agak kecewa,” tutur Habib Rizieq.

Namun, Prabowo saat itu memilih untuk melaporkan kecurangan di Pilpres 2014 pada Mahkamah Konstitusi.

“Memang pada malam itu Beliau mengatakan pada saya, kami tetap melakukan perlawanan Habib, tapi perlawanan secara hukum melalui Mahkamah Konstitusi, saya memberikan dukungan baik untuk melakukan upaya hukum,” tambahnya.

Namun, upaya Prabowo untuk menolak people power itu dibenarkan oleh Habib Rizieq.

Dikarenakan, saat itu belum banyak orang yang menyatakan dukungan ke Prabowo.

Instruksi Presiden Jokowi pada Panglima TNI Kapolri dan Kepala BIN

Presiden Joko Widodo mengeluarkan instruksi tegas kepada penanggungjawab keamanan dalam rapat kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (23/4/2019) pagi.

Jokowi meminta aparat keamanan untuk terus menjaga stabilitas keamanan pasca pemungutan suara Pemilu 2019.

“Kepada para menteri/ kepala lembaga, Panglima TNI , Kapolri dan Kepala BIN, saya minta agar stabilitas keamanan dan ketertiban terus dijaga agar kondisi yang ada betul-betul kondusif,” kata Jokowi.

Setelah pencoblosan 17 April 2019, capres petahana ini melihat muncul riak-riak kecil yang berkembang di masyarakat.

Jokowi menilai munculnya riak-riak kecil itu wajar dalam pesta demokrasi selama tidak mengganggu keamanan dan ketertiban.

“Saya kira biasa dalam pesta demokrasi ada riak-riak kecil, tapi jangan sampai ganggu keamanan dan ketertiban, mengganggu rasa aman masyarakat,” kata dia.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, instruksi Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet agar aparat terus menjaga stabilitas keamanan pascapemilu adalah arahan yang wajar.

“Kan mengingatkan, situasi abis pemilu, kondisi seperti ini kan perlu semuanya mewaspadai. Jangan sampai masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman,” kata Moeldoko usai rapat kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/4/2019).

“Makanya presiden tadi memberikan penekanan supaya TNI dan Polri lebih fokus lagi pada memahami situasi,” tambah dia.

Moeldoko mengatakan, sejauh ini pemerintah belum membaca indikasi keadaan akan ricuh.

Namun, tindakan preventif harus tetap dilakukan.

“Ada sementara masyarakat yang gamang, kita harus memberikan keyakinan kepada masyarakat enggak ada apa-apa situasinya,” kata dia.

Moeldoko menyebut salah satu langkah menjaga keamanan adalah dengan mengerahkan pasukan Brimob Polri dari daerah ke Jakarta.

Ia meyakini kehadiran pasukan di tengah-tengah masyarakat bisa menciptakan rasa aman dan nyaman.

“Jadi masyarakat kalau ada pasukan yang turun di lapangan justru harus merasa nyaman, jangan merasa ketakutan,” kata dia.

Pasca pencoblosan, hasil hitung cepat sejumlah lembaga menunjukkan keunggulan untuk pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Paslon ini unggul dengan selisih sekitar 9-10 persen dari rivalnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Kendati demikian, Prabowo juga mengklaim kemenangan di Pilpres berdasarkan hasil hitungan tim internalnya.

Sumber : tribunnews.com