Kurs Rupiah Menguat ke Rp14.035 per Dolar AS

0
156
Iustrasi. (Net)
Dijual Rumah

Jakarta, buktipers.com – Nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan, Kamis (12/9/2019) pagi terus mencatatkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda terpantau masih berada di level psikologis Rp14.000 per dolar AS.

Data Bloomberg pukul 10.20 WIB menunjukkan, rupiah menguat 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.035 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin Rp14.060 per dolar AS. Laju pergerakan harian rupiah tercatat Rp14.035-14.054 per dolar AS dengan level pembukaan di Rp14.049 per dolar AS.

Yahoo Finance mencatat, rupiah terapresiasi 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.025 per dolar AS dari sesi sebelumnya Rp14.055 per dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp14.050 per dolar AS dengan rentang pergerakan harian Rp14.020-14.057 per dolar AS.

Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah menguat 11 poin menjadi Rp14.052 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.063 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra memaparkan, kurs rupiah terapresiasi seiring optimisme pasar terhadap negosiasi perdagangan AS dan China akan berlangsung lancar.

“Rupiah masih dipengaruhi oleh sentimen eksternal, apresiasi mata uang domestik karena optimisme pasar terhadap negosiasi perdagangan Amerika Serikat dan China,” kata dia di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan kenaikan tarif barang-barang China senilai 250 miliar dolar AS yang akan dimulai pada 1 Oktober, dikabarkan ditunda hingga 15 Oktober.

“Presiden AS Donald Trump menyampaikan keputusan itu dibuat atas permintaan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan sebagai pertimbangan perayaan ulang tahun ke-70 Republik Rakyat China,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, Trump juga kembali meminta the Fed untuk menurunkan suku bunga untuk melawan pertumbuhan ekonomi yang lemah, meski langkah itu biasanya enggan dilakukan oleh bank sentral.

“Suku bunga rendah the Fed menjadi salah satu faktor yang dapat memicu aliran dana masuk ke pasar negara berkembang yang akhirnya berdampak pada kenaikan mata uangnya,” katanya.

 

Sumber : iNews.id