

Buktipers.com – Siantar (Sumut)
Pendeta Rokbi Simanjuntak, pemilik Yayasan Rehabilitasi Idaman, mendapatkan 37 jahitan di bagian kepala setelah dibacok oleh pasiennya.
Pendeta Rokbi yang dirawat di RSUD Djasamen Saragih juga mengalami luka di bagian pelipis sebelah kiri.
Nasib naas pendeta Robki ini terjadi ketika Satuan Polisi Pamong Praja Kota Siantar mengantarkan empat orang kurang waras ke panti rehabilitasinya.
Saat disuruh untuk mandi, empat pasien itu meronta ingin pulang.
Satu dari empat pasien itu melakukan penyerangan dengan melayangkan sebuah pisau yang didapat dari saku celananya.
“Salah satu dari empat pria kurang waras itu memberontak dan membacok kepala dan pelipis saya. Pria kurang waras itu sudah diamankan di Polsek Siantar Martoba,”ujarnya, Kamis (28/3/2019).
Pendeta Rokbi juga kecewa dengan petugas Satpol PP yang tidak memeriksa terlebih dahulu pasien tersebut.
“Saya minta Sat Pol PP dan Dinsos Kota Siantar bila menyerahkan orang kurang waras ke Yayasan haruslah diamankan benda tajam yang disimpan di dalam saku dan balik baju atau celana. Karena selain adanya dua kayu dan parang panjang itu, ternyata masih ada dua pisau ditemukan dari pria kurang waras itu,” ujarnya.
Selama lima tahun mengelola Yayasan Rehabilitasi Idaman, Pendeta Rokbi Simanjuntak baru kali ini mendapat perlakuan kasar dari.
“Sudah lima tahun ini, saya kelola. Kalau untuk pengalaman mengurus orang sakit jiwa sudah 12 tahun,” ujarnya.
Pendeta Rokbi menilai pasien yang diserahlan tidak mengidap sakit jiwa. Karena, pelaku dapat diajak komunikasi.
“Kurasa tidak gilak itu, sempatnya dia mintak keluar. Ngapain aku disini, keluarkan aku,” ujarnya menirukan pria yang telah melukai kepala dan pelipis matanya tersebut.
Kekecewaan Pendeta Robki bertambah karena pihak Satpol PP tidak pernah menjenguknya di rumah sakit.
“Dinas Sosial lah pernah sekali datang. Kalau Satpol PP yang mengantar orang sakit jiwa itu tidak pernah datang,” ungkapnya.
Terkait kesehatannya, Pendeta Rokbi Simanjuntak masih menunggu kedatangan dokter untuk memberikan hasil.
Soal biaya rumah sakit, Pendeta Rokbi Simanjuntak menjelaskan memakai uang pribadi.
“Semalam katanya tidak bisa pakai BPJS. Padahal kami setiap bulan bayar Rp 375 ribu untuk BPJS-nya tapi tidak bisa digunakan. Bingung juga, tidak bisa pakai BPJS, jadi selama ini kemana uang yang kami bayar setiap bulan itu,” ujarnya.
Sumber : tribunnews.com