
Buktipers.com – Medan
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi melihat kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov Sumut kian menurun setelah terlalu banyaknya tenaga kerja honorer atau outsourcing (tenaga kontrak), yang menggantikan kerja ASN.
“Karena tupoksinya tumpangtindi, kerja itu harusnya dikerjakan oleh ASN jadi dikerjakan oleh honorer. Jadinya ASN kerja apa dan untuk siapa,” ucapnya, Rabu (12/6/2019).
Saat ini, kata dia jumlah tenaga kerja honorer yang ada di Pemprov Sumut itu mencapai 4.800 ribu orang.
Edy Rahmayadi mengatakan, tenaga honorer itu diperlukan hanya untuk bagian yang tidak terjangkau oleh ASN.
Ia memastikan, tenaga honorer akan tetap bekerja di Pemprov Sumut, akan tetapi tidak pada bagian administrasi surat menyurat.
“Nanti ada honorer itu, dia spesialis untuk pemain keyboard, IT, tenaga-tenaga tidak terjangkau ASN di Pemprov,” ujarnya.
Mantan Pangkostrad ini menilai bahwa ASN tidak bekerja pada tupoksinya, melainkan digantikan karena banyaknya tenaga kerja honorer.
“Selama ada jabatan dan tupoksi yang dikerjakan ASN untuk apa dikerjakan oleh Honorer,” katanya.
Dengan jumlah begitu banyak, ia akan mengurangi tenaga kerja honorer secara bertahap. Ia akan mengkoreksi terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan.
“Artinya, itu saja sudah kelebihan ASN ini, perlu kita koreksi ini, dipelajari benar tupoksinya,” jelasnya.
Selanjutnya, ia mengatakan, setahunya Pemprov Sumut mengeluarkan anggaran begitu banyaknya untuk menggaji tenaga honorer yang ternyata memiliki pekerjaan sama dengan ASN, namun tidak pada bagian IT.
“Setahun itu Rp 2 triliun Pemprov Sumut menggeluarkan dana untuk menggaji honorer,” jelasnya.
Sumber : tribunnews.com