
Jakarta, buktipers.com – TNI Angkatan Udara (AU) menjelaskan perihal penanganan kasus kematian Prada Muhammad Indra Wijaya, prajurit Komando Operasi Udara (Koopsud) III Biak, Papua. Kronologi yang dimaksud dimulai sejak awal Prada Indra ditemukan pingsan, dinyatakan meninggal, dipulangkan ke pihak keluarga hingga diautopsi, dan penyidikan.
Prada Indra semula diduga meninggal dunia karena mengalami henti jantung yang dipicu dehidrasi usai bermain futsal. Namun kemudian Koopsud III mendapati keterangan dari rekan-rekan korban soal adanya tindak kekerasan dari senior.
“Saya ingin tegaskan TNI AU tidak mentolerir setiap kesalahan oknum prajurit. Kita tidak menutupi kejadian ini. Komitmen kami akan memberikan sanksi tegas apabila ada oknum prajurit yang melakukan pelanggaran hukum maupun aturan,” tegas Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispen AU) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, kepada detikcom, Rabu (23/11/2022).
Berikut kronologi penanganan kasus meninggalnya Prada Indra berdasarkan penjelasan Marsma Indan:
18 November 2022
Para prajurit Tamtama di Koopsud III bermain futsal di malam hari. Prada Indra turut bermain futsal dengan seniornya.
Kemudian usai bermain futsal, Prada Indra ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri oleh rekannya. Prada Indra lalu dilarikan ke rumah sakit dan mendapat tindakan medis hingga dipasangi alat pacu jantung.
“Kejadian itu tanggal 18, anak-anak Tamtama, senior satu klik almarhum, mereka ini olahraga futsal malam hari. Malamnya itu, berdasarkan cerita awal, Indra ini di kamarnya ditemukan tidak sadar. Dibawalah almarhum ke rumah sakit, dicek. Diambil tindakan-tindakan medis untuk menyadarkan, termasuk dengan alat pacu jantung, ternyata tidak respons,” jelas Indan.
19 November 2022 subuh
Dokter menyatakan Prada Indra meninggal dunia. Dokter mengatakan terjadi henti jantung pada Prada Indra.
Saat itu, pihak Koopsud III baru mendapat keterangan terbatas soal Prada Indra. Yakni bermain futsal, kemudian ditemukan pingsan di kamar. Sehingga dugaan awal Prada Indra meninggal karena dehidrasi.
“Tanggal 19 subuh, dokter menyatakan ini ada henti jantung, kemungkinan karena dehidrasi. Kenapa penjelasannya seperti itu? Karena ini kan habis futsal. Kemudian informasi meninggalnya almarhum dikabarkan lewat telepon ke keluarga oleh pejabat di Koopsud III,” kata Indan.
19 November 2022 siang
Jenazah Prada Indra dipulangkan menggunakan maskapai Lion Air pada siang harinya. Proses pemulangan Prada Indra dikawal oleh atasannya langsung, Mayor Tri.
“Kemudian jenazah dibawa melalui airline, Lion Air, diantar oleh atasannya, Mayor Tri. Mayor Tri inilah yang mengantar jenazah ke Tangerang pukul 11.00 WIT. Prosedur di Lion itu, jenazah itu dimasukkan ke peti dan dikunci. Kemudian Mayor Tri berangkat dengan masih berpegang pada asumsi almarhum meninggal karena henti jantung,” terang Indan.
19 November 2022 malam
Indan menuturkan seiring dengan proses pemulangan jenazah, Koopsud III melakukan penyelidikan lebih dalam soal penyebab meninggalnya Prada Indra.
“Jenazah sampai, diterima oleh keluarga. Tapi di samping itu Koopsud III juga melakukan pendalaman ‘Kenapa sih ini meninggalnya’, itu 19 (November) malam,” ucap Indan.
Pihak Koopsud III juga menerima keterangan keluarga memeriksa kondisi jenazah Prada Indra. Dan menemukan luka lebam. Keluarga akhirnya meminta autopsi.
“Begitu jenazah diterima keluarga, masih didampingi Mayor Tri, begitu peti dibuka, keluarga menemukan ada lebam-lebam yang membuat curiga. Akhirnya keluarga minta autopsi, Mayor Tri terus mendampingi,” tutur Indan.
20 November 2022 subuh
Autopsi terhadap jenazah Prada Indra dilakukan di RSUD Tangerang. Pihak keluarga dan Mayor Tri turut hadir dalam proses autopsi.
“Tanggal 20 subuh autopsi dilakukan di RSUD Tangerang. Kemudian hasil autopsinya akan keluar secara formal tanggal 28 besok. Semua proses dihadiri keluarga dan didampingi oleh Mayor Tri,” sebut Indan.
20 November 2022 pagi
Dari pendalaman, didapati keterangan para saksi soal adanya kekerasan terhadap Prada Indra. Indan menyebut rekan-rekan Prada Indra akhirnya buka suara.
“Paginya, di Koopsud III sudah melakukan penyelidikan, ditanya-tanya apa yang terjadi di mess. Nah baru terbuka, anak-anak yang di mess itu ngomong memang ada tindakan kekerasan dari seniornya,” ungkap Indan.
20 November 2022 siang
Indan menyampaikan Panglima Koopsud III memerintahkan Danpomau dan Asintel untuk melakukan penyidikan. Dari situ ditahan 4 senior yang diduga terlibat penganiayaan Prada Indra.
“Itu baru terbuka tanggal 20 siang. Kemudian Panglima Koopsud III memerintahkan Danpom dan Asintel untuk menyelidiki, nah kemudian dari situ terungkaplah ada beberapa peran seniornya di mes,” tegas Indan.
21 November 2022
Indan menuturkan pihak Koopsud III langsung mengabari keluarga Prada Indra soal temuan dugaan kekerasan yang dialami korban. Indan menegaskan hingga kini proses penyidikan terhadap 4 senior Prada Indra masih berlangsung.
“Tanggal 21, Senin, informasi tersebut diinformasikan kepada keluarganya oleh Danpom, bahwa ada dugaan tindakan kekerasan seniornya. Kami tidak ingin ada persepsi masyarakat yang beranggapan TNI AU menutupi, sama sekali kami tidak ada niat menutupi. Dan saat ini proses penyidikan terus berlangsung dan ini menjadi bahan evaluasi untuk kami,” pungkas Indan.
Sumber : detik.com